A. Pengertian Sejarah Secara Etimologi dan Beberapa Definisi Dari Para Ahli
Secara etimologis istilah sejarah berasal dari kata “syajara” yang artinya terjadi, atau dari kata “syajarah” berasal dari bahasa Arab, yang berarti pohon. Syajarahan nasab, artinya pohon silsilah . Dalam tradisi Barat, kata “sejarah” dalam bahasa Indonesia berpadanan dengan kata “history” dalam bahasa Inggris atau “geschiednis” dalam bahasa Belanda. Kata “history” dalam bahasa Inggris serumpun dengan bahasa roman lainnya berasal dari kata “istoria” dari bahasa Yunani Kuno yang berarti “ilmu”, “belajar dengan cara bertanya-tanya” atau “inquiry” dalam bahasa Inggris. Dalam perkembangannya, kata “istoria” hanya dimaknai sebagai penilaian sistematis terhadap masa lalu manusia. Sedangkan kata Yunani yang lain “Scientia” lebih banyak digunakan dalam arti ilmu. Kata “Geschichte” berasal dari kata Geschehen yang berarti terjadi dan dalam perkembangannya digunakan untuk menunjuk pada sesuatu yang telah terjadi (Louis Gottschlak,1975).
Kata lain yang sepadan dalam tradisi Barat yang juga digunakan untuk menunjuk pada masa lalu antara lain : Genealogy, Chronicle, Epic dan annals yang kemudian biasa diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai tarikh. Arti “sejarah-history” erat dihubungkan dengan kata yunani asli dan perkembangannya menjadi suatu pengertian di Eropa, khususnya dalam abad ke-18 dan ke-19 .
Evolusi dari istilah history ditunjukkan sebagai berikut :
Sejarah Menurut Interpretasi Modern
Sejarah sebagai peristiwa masa lampau Sejarah sebagai prosedur penulisan untuk merekonstruksi peristiwa masa lalu Sejarah sebagai suatu rangkaian pernyataan tentang peristiwa masa lalu
Sejarah sebagaimana ditafsirkan pada masa pancerahan
Res Gestae Historia Rerum Gestarum
Sejarah sebagaimana ditafsirkan dalam periode Renaisance (narasi lebih persis tentang peristiwa masa lampau
Elemen Narasi
(Sumber : Jerzy Topolski, 1976 : 51)
Sejarah Menurut Definisi Para Ahli
Peristiwa –peristiwa masa lalu dibawah ruang lingkup penulisan sejarah, muncul lambat laun secara berabad-abad. Mula-mula istilah historia sangat erat hubungannya dengan peristiwa-peristiwa sekarang seperti yang diceritakan oleh saksi mata, dengan narasi sejarah daripada dengan tugas merekonstruksi peristiwa-peristiwa masa lalu.
Telah disepakati bahwa riset harus meliputi semua aspek peristiwa masa lalu : politik, sosial, scientific, artistic, dll. Keseluruhanya juga disepakati bahwa peristiwa-peristiwa masa lalu itu adalah tentang manusia (Man) atau dengan kata lain, masyarakat manusia (untuk membedakan dengan dunia alami). Konvergensi semua kecenderungan elemen ini dapat terlihat jelas dalam definisi-definisi sejarah, seperti pendapat dari beberapa ahli, yaitu :
1. E. Berheim
“Sejarah adalah suatu sains mengenai perkembangan kemanusiaan”.
2. R. Aron
Sejarah adalah kajian tentang masa lalu manusia.
3. G. Callot
“Sejarah adalah suatu sains deskriptif yang mengkaji suatu masyarakat tertentu secara keseluruhan dalam aspek temporalnya”.
4. R. Moh. Ali (1963)
Sejarah adalah keseluruhan perubahan dan kejadian-kejadian yang benar-benar telah terjadi, sejarah adalah ilmu yang menyelidiki perubahan-perubahan yang benar-benar terjadi pada masa lampau.
5. Moh. Hatta (1951)
Sejarah dalam ujudnya memberikan pengertian tentang masa lampau, sejarah bahkan sekedar melahirkan cerita dari suatu kejadian masa lalu.
6. Morkhon White (1969)
Sejarah adalah study di dalam filsafat sejarah yang merupakan disiplin/ ilmu yang terkait dengan pemahaman tentang masa lampau, yang dapat dijadikan pelajaran masa kini dan akam memberikan penerangan atau pedoman di masa mendatang.
7. Ibnu Khaldun
Di dalam Muqadimah, merrumuskam pengrtian sejarah dari dua sisi, yaitu :
a. Dari sisi luar
Sejarah dapat diartikan sebagai rekaman pertukaran masa dan pengertian kekuasaan pada masa lampau.
b. Dari sisi dalam
Sejarah adalah suatu studi dan penalaran kritis dan usaha yang cermat untuk mencari kebenaran, suatu penjelasan yang cerdas tentang sebab dan asal-usul dari segala sesuatu.
8. A. Syafii Maarif (1985)
Sejarah adalah suatu pengetahuan yang mendasar tentang bagaimana dan mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi.
9. Kuntowijoyo
Sejarah mencakup masa lampau manusia yang memiliki makna sosial.
10. Huizinga
Sejarah adalah pertanggung jawaban masa lampau. (Lih, Sartono Kartodirjo, 1982).
Demikian merupakan definisi pengertian sejarah oleh para ahli, definisi sejarah menurut kami adalah : “Sejarah merupakan rekonstruksi masa lampau dan sejarah adalah suatu cabang ilmu yang mengkaji secara sistematis, keseluruhan perkembangan proses perubahan dan dinamika kehidupan masyarakat dengan segala aspek kehidupannya yang terjadi di masa lampau. Dan masa lampau tersebut bukanlah sesuatu yang final, akan tetapi terjadi secara berkesinambungan serta bersifat terbuka.
B. Konsep dan Unsur dalam Sejarah
Suatu disiplin ilmu, termasuk ilmu sosial, tersusun dari sejumlah komponen yang antara lain terdiri dari konsep-konsep esensial, generalisasi dan teori yang mana di dalam sejarah merupakan jati diri ilmu tersebut. Komponen-komponen tersebut memungkinkan untuk melihat tingkah laku manusia dengan perspektif tertentu pada kebanyakan disiplin ilmu. Kita dapat mengidentifikasi konsep-konsep esensial (key concepts) tanpa kesukaran yang berarti, tetapi pada beberapa disiplin ilmu tertentu identifikasi yang demikian dirasa sangat sukar. Akan tetapi, walaupun terdapat kesulitan dalam mengidentifikasi konsep esensial dalam disiplin ilmu tertentu, seperti ilmu sejarah, pendekatan konseptual perlu dilakukan.
Di dalam kajian sejarah ada tiga konsep utama, yaitu :
a) Perubahan
Yaitu ketidaksamaan dari suatu keadaan yang satu dengan keadaan yang lain, waktu yang satu ke waktu yang lain. Misalnya : perubahan dari masa demokrasi terpimpin ke demokrasi pancasila, dari masa orde baru menuju orde reformasi. Perubahan yang masuk kategori sejarah ialah perubahan yang memiliki makna pentig bagi kehidupan masyarakat. Jadi tidak semua perubahan tercatat sebagai peristiwa sejarah.
b) Konsep waktu
Bahwa setiap peristiwa sejarah itu tidak mungkin sebagai sesuatu yang datang dengan tiba-tiba, tetapi akan senantiasa dalam suatu bingkai waktu. Aspek waktu akan sangat terasa apabila mencermati prosesnya juga. Misalkan dalam peristiwa sekitar proklamasi, dalam peristiwa ini akan nampak dan dapat dimengerti secara nyata adanya proses yang berlangsung dalam dimensi waktu.
Sebagai ilustrasinya adalah :
WAKTU
Tanggal Tanggal Tanggal Tanggal
15-08-45 16-08-45 17-08-45 18-08-45
Jepang menyerah, terjadi desakan pemuda kepada Soekarno-Hatta, terjadi ketegangan Soekarno-Hatta diamankan oleh pemuda ke Rengasdengklok • Perumusan teks proklamasi
• Pembacaan teks proklamasi
• Indonesia merdeka • Penyebarluasan berita proklamasi
• Penetapan UUD dan kelengkapan lainnya
Waktu senantiasa menjadi aspek penting dalam sejarah, bahkan menjadi unsur penting dalam sejarah. Sejarah adalah peristiwa dalam dimensi waktu. Dimensi waktu dibedakan :
1. dimensi internal : waktu yang bersifat subyektif (bersifat feeling dirasakan menurut pengalaman.
2. dimensi eksternal : waktu yang dapat diukur secara eksternal (waktu fisik)
Dimensi eksternal dibagi menjadi dua :
1. berkaitan dengan pergantian waktu tertentu seperti tahun 1811-1816 ; 1950-1959
2. durasi 5 tahun, sepuluh tahun, lima belas tahun
Waktu di dalam konsep sejarah adalah waktu yang dipandang sebagai satu dimensi yang tersusun secara simultan, dimana setiap peristiwa dapat diletakkan dalam dimensi waktu itu. Waktu di dalam sejarah dapat digambarkan sebagai garis linier dan unrepetitive (tidak berulang). Waktu juga digambarkan sebagai uniform (waktu berjalan secara seragam dan kontinu).
Dalam hal ini waktu memiliki 3 konsep :
1. waktu dalam konsep kronologi
2. waktu dalam konsep sequence/ berurutan
3. waktu dipandang sebagai periode
Dimensi internal dibedakan menjadi 3 :
1. waktu bersifat subyektif dan individual. Akan tetapi waktu yang bersifat demikian biasanya tidak dapat digunakan dalam sejarah.
2. waktu dalam panndangan sosial kultural. Misalnya : slogan “time is money”.
3. waktu dalam pandangan agama.
c) Konsep Kontiunitas dan Diskontinuitas
Konsep ini berkaitan dengan konsep perubahan dan perkembangan. Kontinuitas adalah manifestasi dari aspek kehidupan masyarakat yang terus berlanjut, sekalipun situasi dan kondisi berubah.
Contoh : Dalam bidang hukum. Sekalipun kita sudah merdeka, tapi ada beberapa aspek hukum yang masih melamjutkan hukum kolonial.
Diskontinuitas adalah proses perubahan atau perkembangan aspek kehidupan masyarakat yang tidak berlanjut atau tidak merupakan kelanjutan dari masa sebelumnya.
Contoh : UUD 1945 adalah UUD yang baru bukan merupakan kelanjutan UUD jaman kolonial.
Dalam konteks history of continuity adalah bahwa secara keseluruhan kehidupan masyrakat itu tidak terhenti, tetapi harus terus berlanjut sesuai prinsip sebab-akibat. Peristiwa atau perkembangan yang satu akan berubah dan menjadi sebab perkembangan berikutnya dan begitu seterusnya., sementara aspek-aspek dalam kehidupan masyrakat tidak dapat berlanjut tetapi dapat juga tidak berlanjut.
Unsur-unsur Sejarah
Sejarah adalah peristiwa yang sudah terjadi. Sebagai suatu peristiwa, ibarat sbuah lakon, maka ada bagian-bagian atau unsur-unsur yang mendukungnya.
Unsur-unsur sejarah yaitu :
۞ Manusia
۞ Ruang
۞ Waktu
۞ Manusia
Manusia di dalam peristiwa sejarah merupakan suuatu sentral, karena manusia sangat menentukan didalam suatu peristiwa. Sejarah adalah sejarahnya milik manusia, keberadaan alam dan makhluk lain hanya berfungsi sebagai suatu penentu yang memengaruhi sejarah manusia.
Misal : tokoh Soekarno, M. Hatta, Ki Hajar Dewantoro, Jendral Sudirman, petani Banten dll.
۞ Ruang
Maksimalmya tempat terjadinya peristiwa. Jadi terkait dengan aspek geografis, unsur ruang akan menjadikan pemahaman kita tentang peristiwa sejarah sehingga menjadi riil dan jelas.
۞ Waktu
Sejarah adalah studi tentang aktivitas manusia dilihat dari kurun waktunya, karena waktu menjadi unsur dan konsep dari sejarah. Dari unsur waktu maka sifat kronologis menjadi sanngat penting, maka dikenalkanlah konsep periodesasi.
Misal : Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. Kurun waktu misalnya : 1908-1945.
Waktu bagi ilmu sejarah dapat dibagi menjadi 4 hal :
Perkembangan
Keesinambungan
Pengulangan
Perubahan
Peristiwa sejarah tidak terlepas dari 3 unsur, yaitu : siapa pelakunya, kapan berlangsung dan dimana kejadiannya.
C. Sumber Sejarah
Realitas sejarah yang terjadi di masa lalu tidak dapat diulang dan dihadirkan sama seperti kejadian di waktu tersebut.
Sumber sejarah adalah sesuatu yang dapat digunakan sebagai media atau bahan untuk merekonstruksi, mengganbarkan, menuliskan sejarah yang telah terjadi.
۞ Jenis dan Klarifikasi Sumber Sejarah
a. Sumber sejarah yang berupa benda, sepert bangunan, perkakas, peralatan, senjata yang ditinggalkan oleh suatu kejadian/ peristiwa karena aktivitas manusia masa lampau sehingga sering disebut “Remains” atau “sumber yang tertinggal”.
b. Sumber sejarah tertulis (Record) seperti dokumen-dokumen, surat-surat, prasasti.
c. Sumber lisan (Coral), misalnya hasil wawancara.
Sumber lisan dapat dibedakan menjadi :
1. sumber lisan sebagai warisan turun-temurun dari generasi ke ke generasi (Oval tradition).
2. sumber lisan dari orang sejaman pelaku peristiwa. Sering disebut Sejarah Lisan.
d. Jejak Sejarah/ Relik/ Vestigium
Jejak ini ada yang secara tidak sengaja ditinggalkan dan ada pula yang secara sengaja ditinggalkan dan secara sadar dipelihara dan diteruskan untuk menjadi bahan informasi kepada generasi selanjutnya.
Macam-macam jejak :
۞ Jejak historis : mempunyai informasi-informasi kejadian sejarah.
۞ Jejak tidak histori : jejak yang tidak bernilai sejarah
۞ Klarifikasi Sumber
1. sumber primer
2. sumber sekunder
3. sumber tersier
D. Kegunaan Sejarah
Orang tidak akan belajar sejarah jika tidak ada gunanya. Kenyataannya bahwa sejarah terus ditulis orang disepanjang waktu. Hal ini menunjukkan bahwa sejarah itu perlu dan memiliki kegunaan.
Menurut Kuntowijoyo, kegunaan sejarah dapat dibagi menjadi :
1. Guna Intrinsik
Yakni kegunaan dari dalam yang nanpak terkait dengan keilmuwan dan pembinaan profesi kesejarahan. Kegunaan sejarah secara intrinsik adalah : sejarah sebagai ilmu, sejarah sebagai cara untuk mengetahui masa lampau, sejarah sebagai pernyataan-pernyataan pendapat dan sejarah sebagai profesi.
2. Guna Ekstrinsik
Yaitu terkait dengan proses penanaman nilai, proses pendidikan Liberal Education (lih. Kuntowijoyo, 1996). Guna ekstrinsik adalah : berfungsi pendidikan, yaitu :
۩ Moral
۩ Kebijakan
۩ Perubahan masa depan , dan
۩ Sebagai ilmu bantu
BAB III
METODELOGI SEJARAH DAN HISTIRIOGRAFI
A. Pengertian Metode dan Metodologi
Setiap ilmu pengetahuan dalam praktek penulisan tertentu mempunyai petunjuk (aturan dan teknik yang dianut). Aturan-aturan atau petunjuk itulah yang disebut metode.
Pengertian metode dan metodelogi mempunyai hubungan yang erat meskipun dapat dibedakan, menurut definisi kamus Webster’s Third New International Dictionary of The English Language, yang dimaksud dengan metode adalah :
♫ Suatu prosedur atau proses untuk mendapatkan suatu objek . . .
♫ Suatu disiplin (system yang acap kali dianggap suatu cabang logika yang berhubungan dengan prinsip-prinsip yang dapat diterapkan untuk penyelidikan ke dalam atau eksposisi dari beberapa subyek . . . )
♫ Suatu prosedur, teknik atau cara melakukan penyelidikan yang sistematis yang dipakai oleh atau yang sesuai untuk suatu ilmu (sains), seni, atau disiplin tertentu.
♫ Suatu rencana sistematis yang diikuti dalam menyajikan materi untuk penngajaran.
♫ Suatu cara memandang, menngorganisasi, memberikan bentuk dan arti khusus pada materi-materi artistik (1) : suatu cara, teknik atau proses dari atau untuk melakukan sesuatu, (2) suatu keseluruhan keterampilan-keterampilan atau teknik-teknik . . . (1996 : 1422-1423).
Metode adalah : “suatu cara untuk berbuat sesuatu, suatu prosedur untuk melakukan sesuatu, keteraturan dalam berbuat, berencana dll. Susunan sistem yang teratur” (1989 ; 628).
Metodelogi adalah suatu cabang filsafat yang berhubungan dengan ilmu tentang metode atau prosedur. Suatu sistem tentang metode-metode dan aturan-aturan yang digunakan dalam sains (the new lexign, 1989 ;628)
Sedangkan metode sejarah ialah : pokok sistematika asas-asas dan aturan-aturan yang dirancang untuk membantu dengan efektif dalam pengumpulan sumber-sumber sejarah, menilainya secara kritis dan menyajikan hasil yang dicapai dari sintesis.
B. Langkah-langkah penelitian Sejarah
Langkah-langkah dalam penulisan sejarah yang perlu dilakukan adalah dengan collecting materials atau observasi. Observasi ini perlu dilakukan karena observasi merupakan point yang sangat penting dalam penulisan. Observasi dapat dilakukan dengan usaha pengumpulan data, yaitu dengan mencari atau wawancara.
Sumber sejarah
Sumber sejarah merupakan semua peninggalan yang berupa kegiatan manusia di masa lampau/ produk kreatifitas manusia dalam kehidupannya. Sumber sejarah juga dapat berupa dokumen karena “No Document No History”, tanpa dokumen orang tidak bisa menulis, dokumen meerupakan jejak yang ditinggalkan manusia sebagai hasil aktifitasnya di masa lampau. Sumber-sumber lain dapat diperoleh di perpustakaan, arsip dokumen, museum, masyarakat dll.
Berusaha menggali dan mengeluarkan fakta-fakta dari sumbernya, menyusunnya agar berguna bagi orang lain.
Heuristik atau mencari sumber-sumber yang berserakan dengan tujuan untuk menyelidiki bahan mentah berupa informasi masa lalu untuk diproses menjadi fakta, sebagai bahan setengah jadi untuk pengkisahan tahapan berikutnya.
Kritik Ekstern dan Intern
Historical analysis yaitu mampu menjelaskan persoalan-persoalan kausalitas dalam segala peristiwa yang terjadi sehingga memperoleh gamaran yang jelas.
Penulisan
C. Pengertian Historiografi dan Macam-macam Historiografi di Indonesia
a. Pengertian Historiografi
Secara etimilogi historiografi berasal dari bahasa Yunani yaitu “historia” dan “grafein”. Historia berarti penyelidikan gejala alam fisik (Physical Research) sedang Grafein berarti gambaran, lukisan, tulisan atau uraian (description). Dengan demikian, secara harfiah historiografi adalah uraian/ tulisan tentang hasil penelitian mengenai gejala alam. Namun dalam perkembangannya, historiografi mengalami perubahan.
Historiografi dalam arti sempit adalah perkembangan peenulisan sejarah dalam peradaban dunia. Dan dalam arti luas adalah perkembangan penulisan sejarah yang di dalamnya memuat teori dan metodelogi sejarah. Maka historiografi merupakan rekonstruksi yang imaginatif berdasar fakta yang ada melalui metode sejarah.
b. Macam-macam Historiografi di Indonesia
Macam-macam historiografi di Indonesia meliputi :
~ Historiografi tradisional
a) Corak dari historiografi tradisional meliputi :
~ Mitos
~ Genealogis
~ Kronik
~ Annals
b) Ciri-ciri historiografi tradisional :
~ Mitologis
~ Supranatural
~ Oral Tradition
~ Anakronistik
~ Region Sentris/ Etnosentris
~ Historiografi kolonial
~ Historiografi Indonesia Sentris
BAB IV
HUBUNGAN SEJARAH DENGAN ILMU-ILMU SOSIAL
Sejarah Sebagai Humaniora dan Ilmu –Ilmu Sosial
Ilmu sejarah sebenarnya secara formal tetap bernaung dalam panji-panji ilmu sastra, tetapi dalam perkembangan selanjutnya masuk dalam lingkungan ilmu-ilmu sosial . ilmu sosial merupakan disiplin akademis yang memiliki sasaran studinya pada manusia dalam hubungan sosialnya. Masalah manusia adalah masalah yang luas dan perlu adanya pembagian lapangan perhatian secara khusus.
Human knowledge umumnya dapat diklarifikasikan atas 3 kelompok besar, yaitu :
a) Natural science
b) Social science
c) Humanities (humaniora)
Semula sejarah dimasukkan ke dalam humaniora. Dalam perkembangan selanjutnya sejarah dianggap juga sebagai salah satu dari ilmu-ilmu sosial. Anggapan bahwa sejarah adalah sebagai humaniora karena adanya pandangan bahwa sejarah sebagai Resqertae dari historia rerum qertarum, serta melihat bahwa sejarah adalah sebagai salah satu ilmu dalam kelompok social science. Apapun perbedaan antar keduanya, kedua-keduanya menempatkan manusia sebagai objek kajiannya.
Sebenarnya ilmu sosial lebih banyak dipengaruhi oleh ilmu alam, karena ilmu-ilmu sosial lahirnya lebih kemidian daripada ilmu alam. Ilmu alam lebih dulu muncul dan cepat mengalami perkembangan dan perhatiannya didasarkan pada pengalaman yang nyata. Pengaruh ilmu pengetahuan alam pada ilmu sosial terutama berakar pada abad ke-18 pada pada mulanya keduanya bernaung dalam satu induk pengetahuan yaitu filsafat.
Ilmu-Ilmu Bantu Sejarah
Adanya bermacam-macam sumber yang telah kita temukan namun terkadang kita tidak mengetahui maknanya. Oleh karena itu, kita harus dibekali berbagai macam ilmu Bantu, antara lain ;
1. Arkeologi
Untuk membantu menngenali warisan masa lalu yang bersifat kebendaan.
2. Filologi
Diartikan sebagai ilmu bahasa dan sastra.
3. Numismatik
Mengenai penentuan mata uang sesuai jamannya.
4. Genealogi
Membicarakan masalah asal-usul.
5. Hieraldri dan Sigilografi
6. Diplomatik
7. Kronologi
8. Paleoontologi
9. Paleoantropologi
10. Paleografi
11. Epigrafi
12. Ikonografi
13. Ilmu Keramik
Simbiosis mutualisme antara sejarah dengan ilmu sosial lainnya ;
Proses Masuknya Sejarah ke dalam Ilmu Sosial
Sejarah dianggap sebagai ilmu baru pada abad ke-19. ilmu sejarah juga dipengaruhi oleh ilmu ekstrak lainnya, terutama ilmu alam. Karena pengaruh ilmu alam, maka dalam mengamati gejala sosial juga harus menggunakan pengukuran-pengukuran seperti yang berlaku dalam ilmu alam. Sehingga akan memperoleh hasil yang ekstrak pula.
o Abad ke-18 sejarah dianggap sebagai seni (Art).
o Abad ke-19 sejarah dianggap sebagai suatu sistem.
Sejarah sebagai seni (Art) ialah sejarah berupa pengkisahan secara literer masa lalu. Dengan mempersoalkan “Apa, “Kapan”, “Dimana”, “Bagaimana” suatu peristiwa terjadi. Sejarah merupakan art and science, sejarah seni dan ilmu. Sejarah sebagai seni dimasukkan dalam sastra karena sejarah menggunakan narasi yang dominan. Sebagai ilmu, sejarah mempunyai metodelogi penelitian ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan. Sejarah termasuk ilmu sosial tertua yang embrionya telah ada dalam bentuk-bentuk mitos dan tradisi-tradisi dari manusia yang hidupnya paling sederhana (Gee, 1950 ; 36).
Sejarah mempunyai kedudukan unik di dalam rumpun ilmu-ilmu sosial meskipun sejarah termasuk salah satu dari ilmu-ilmu sosial namun antara sejarah dengan ilmu-ilmu sosial lainnya masih dapat dibedakan seperti berikut :
Sejarah Ilmu-ilmu sosial
Masa lalu
Temporal-spasial
Diakronik
Ideografik
Parikularistik
Terjadi sekali
Tidak teratur
Tidak dapat dieksperimen
Tidak untuk meramal Masa kini
Atemporal-Aspasial
Sinkronik
Nomotetik
Generalistik
Repetition
Reguler
Dapat dilakukan eksperimen
Dapat digunakan untuk memprediksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar